Thursday, June 01, 2006

Sisi lain gempa bumi di Yogya

Sampai dengan hari ini tercatat jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Yogyakarta, Klaten dan sekitarnya hari sabtu lalu (27 Mei 2006), lebih dari 6000 jiwa. Suatu bencana yang demikian dahsyat memang akan selalu mengundang keprihatinan dan duka yang mendalam. Tidak saja bagi mereka yang turut menjadi korban, tetapi juga bagi mereka mungkin hanya menyaksikan melalui media, namun kemudian tersentuh hati dan rasa kemanusiannya.

Apakah makna dari sebuah bencana, tentu menjadi sebuah pertanyaan yang akan memunculkan berbagai jawaban dilihat dari sisi pandang yang beragam pula. Simaklah berbagai kisah dan pandangan yang disampaikan menyikapi bencana sabtu lalu di media-media kita, baik TV, radio, suratkabar maupun internet melalui situs-situs blog pribadi dan lainnya.


Sesaat setelah berita musibah gempa tersebar, berbagai macam cerita maupun interpretasi yang memaknai peristiwa itu juga ikut menyebar. Diantara berbagai macam cerita dan pandangan tersebut, ada 2 yang rasanya menarik untuk kujadikan catatan.

pertama,
sesaat setelah gempa, seorang kerabat yang berkunjung ke rumah bercerita, gempa di yogya ini terjadi karena "sang penguasa alam" memang sedang menginginkan tumbal. konon awalnya yang diminta adalah tumbal dari gunung Merapi yang memang sedang dalam status awas dari kemungkinan meletus.
Namun tumbal dari Merapi akhirnya dibatalkan atas keberhasilan 'negosiasi' mbah Maridjan (juru kunci Merapi), yang mengatakan percuma mengambil tumbal dari Merapi karena masyarakatnya sudah mengungsi semua.
Alhasil, tumbal diambil lewat gempa tektonik dari samudera. Itu pula alasan mengapa mbah Maridjan emoh ikut mengungsi, karena ia sudah yakin negosiasinya berhasil dan Merapi akan 'aman-aman saja'.
Kebenaran dari cerita ini (yang entah sudah berapa kali pindah dari mulut ke mulut dengan segala bumbu dan lainnya) tentu saja dapat diperdebatkan.


kedua,
seorang teman lama mengirim SMS:
Sadarkah anda akan kuasa Illahi? Tsunami Aceh sehari sesudah Natal, gempa di Pulau Nias sehari sesudah Paskah, dan gempa Jogja sehari sesudah kenaikan JESUS


Rasanya bole diralat karena sebenarnya gempa kemarin terjadi 2 hari sesudah hari kenaikan Yesus (bukan sehari sesudah). Dan aku tidak menerima terlalu serius 2 hal seperti yang diatas.

Namun yang pasti, buat aku inti dari peristiwa ini adalah:
Semua yang terjadi memang kuasa dan rencana Tuhan ... dan apa rencana Tuhan dibalik semua ini, kita tidak akan bisa melihat dan menerjemahkannya dari kacamata kita sendiri ...


Hanya Dia yang tahu ...

1 comment:

Anonymous said...

Спасибо за новост