Yang lebih miris lagi: saat giliran lagu kebangsaan "Indonesia Raya" berkumandang, terlihat hanya sebagian penonton yang kemudian berdiri. Sebagian lainnya tampak tidak beranjak sama sekali dari tempat duduknya.
Walaupun bukan dalam rangka pertandingan resmi, namun pemandangan ini sungguh memprihatinkan, karena disiarkan langsung televisi dan berlangsung di stadion terbesar di Indonesia, Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.
Beberapa saat lalu saat turnamen sepakbola Piala Asia 2007 berlangsung, semua penonton semangat berdiri dan dengan khidmat bernyanyi "Indonesia Raya" setiap saat timnas berlaga. Namun saat pertandingan final antara Irak vs Saudi Arabia, lagi-lagi masih ada sebagian penonton yang memilih duduk manis saat lagu kebangsaan 2 negara tersebut dimainkan.
Masih teringat juga beberapa tahun lalu, sempat menonton pertandingan bola voli putri seri dunia antara Russia vs Jepang di Istora Senayan, sebagian penonton tetap duduk saat lagu kebangsaan berkumandang. Padahal announcer sudah meminta penonton untuk berdiri dalam 2 bahasa, Indonesia dan Inggris.
Bagaimana orang mau menghormati kita jika kita sendiri tidak menghormati orang lain?
Apakah patut kita menyebut diri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat?
Masihkah kita mau terus mencap diri sebagai bangsa yang besar? Sementara sikap dan pola pikir kita masih kerdil?
Seperti istilah gedong alias gede-gede dongok' (bodoh). Cuma badan doank besar, tapi otak cupet blo'on.
Pantas saja jika kita jadi bulan-bulanan negara-negara lain, bahkan oleh negara-negara tetangga sebelah, yang sering melecehkan dan merendahkan kita, karena sesungguhnya harus kita sadari kita ini memang masih kampungan, ndeso dan katro'!
Seumpama dalam pertemanan di masa kanak-kanak, kita ini mungkin ibaratnya 'anak bawang'. Boleh ikut bermain cuma sebagai penggembira, tapi tidak dianggap apalagi masuk hitungan walau menang sekalipun.
"Lha kan saya yang menang?"
"Iya, tapi kamu kan anak bawang!"
Duh... kasian dech...
anak bawang dalam KBBI:
1 peserta bermain yang tidak masuk hitungan (hanya sbg penggenap atau ikut-ikutan saja); 2 anak kecil yg masih belum mengerti apa-apa;
No comments:
Post a Comment